Penjualan Mobil BEV Melebihi Hybrid di 2025
Tahun 2025 menandai sebuah tonggak penting dalam industri otomotif global, di mana untuk pertama kalinya
penjualan kendaraan listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) melampaui angka penjualan mobil hybrid.
Peristiwa ini mencerminkan pergeseran besar dalam preferensi konsumen serta arah kebijakan industri otomotif dunia yang kian fokus pada solusi kendaraan nol emisi.
Dengan meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan, kemajuan teknologi baterai, dan dorongan kebijakan
pemerintah di berbagai negara, BEV mulai menjadi pilihan utama dibandingkan teknologi hybrid yang sebelumnya
mendominasi transisi kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
Penjualan Mobil BEV Melebihi Hybrid di 2025
Penjualan Mobil BEV Melebihi Hybrid di 2025
Menurut laporan yang dirilis oleh lembaga riset pasar otomotif internasional, penjualan BEV global mencapai
lebih dari 12 juta unit pada tahun 2025, mengungguli penjualan mobil hybrid yang tercatat sebanyak 10 juta unit.
Ini merupakan pertama kalinya BEV mengungguli hybrid secara volume sejak keduanya hadir di pasar lebih dari satu dekade yang lalu.
Peningkatan signifikan dalam penjualan BEV terutama didorong oleh tiga faktor utama: dukungan pemerintah, perkembangan teknologi, dan perubahan perilaku konsumen.
Dukungan Kebijakan Pemerintah
Pemerintah di berbagai negara telah mengambil langkah konkret untuk mempercepat transisi menuju kendaraan listrik sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim. Di Eropa, Uni Eropa telah mengesahkan regulasi yang mewajibkan semua kendaraan baru harus nol emisi mulai tahun 2035. Kebijakan serupa juga diterapkan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat, termasuk California dan New York.
Di Asia, Cina sebagai pasar kendaraan listrik terbesar di dunia, terus memperluas insentif fiskal untuk pembelian kendaraan listrik serta memperluas infrastruktur pengisian daya. India dan Korea Selatan juga meningkatkan investasi dalam sektor kendaraan listrik serta produksi komponen utamanya seperti baterai dan motor listrik.
Insentif berupa potongan pajak, pembebasan bea masuk, subsidi langsung untuk pembelian, dan kemudahan akses ke jalur hijau (green lanes) menjadi stimulus utama yang mempercepat adopsi BEV.
Kemajuan Teknologi Baterai dan Infrastruktur
Salah satu penghalang utama adopsi kendaraan listrik adalah kekhawatiran akan jangkauan baterai dan lamanya pengisian daya. Namun, tahun 2025 menjadi saksi atas lompatan teknologi baterai yang cukup signifikan. Teknologi baterai lithium iron phosphate (LFP) dan solid-state battery telah mencapai efisiensi yang lebih tinggi, waktu pengisian yang lebih cepat, serta daya tahan yang lebih panjang.
Sejumlah produsen otomotif ternama seperti Tesla, BYD, Hyundai, dan Volkswagen telah memperkenalkan model-model baru BEV dengan jangkauan hingga 600 km sekali pengisian daya. Hal ini menjawab keraguan banyak konsumen mengenai kepraktisan kendaraan listrik.
Baca juga:Pasar LCGC Maret 2025 Lesu, Sigra Masih Kuasai Penjualan
Di sisi lain, pembangunan infrastruktur pengisian daya juga meningkat pesat. Di kota-kota besar di Eropa, Amerika, dan Asia, jumlah stasiun pengisian umum meningkat lebih dari 30% dibanding tahun sebelumnya. Beberapa negara bahkan telah mewajibkan pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, dan perumahan baru untuk menyediakan fasilitas pengisian kendaraan listrik.
Kelebihan BEV Dibandingkan Hybrid
Mobil hybrid, meskipun lebih hemat bahan bakar dibanding kendaraan konvensional, masih mengandalkan mesin pembakaran internal. Hal ini menjadikan kendaraan hybrid hanya sebagai solusi transisi, bukan solusi akhir dalam upaya pengurangan emisi karbon.
BEV, di sisi lain, beroperasi sepenuhnya dengan tenaga listrik. Tidak ada emisi buangan dari knalpot, dan secara operasional lebih efisien dalam penggunaan energi. Selain itu, biaya perawatan BEV cenderung lebih rendah karena tidak memiliki komponen seperti sistem transmisi otomatis, mesin pembakaran, atau sistem pembuangan gas.
Dengan semakin kompetitifnya harga jual BEV berkat skala produksi yang membesar dan efisiensi rantai pasok, banyak konsumen mulai melihatnya sebagai alternatif yang lebih ekonomis dalam jangka panjang.
Produsen Otomotif yang Mendominasi
Beberapa produsen mobil tercatat menjadi pemain utama dalam melonjaknya penjualan BEV tahun 2025.
Tesla tetap memimpin pasar dengan lini produk andalannya seperti Model Y dan Model 3. Namun, pesaing dari Asia seperti BYD, Hyundai, dan Nissan menunjukkan pertumbuhan pesat di pasar Eropa dan Asia Tenggara.
Volkswagen Group juga melaporkan pertumbuhan signifikan dalam lini kendaraan listrik mereka seperti ID.3 dan ID.4.
Bahkan, merek-merek mewah seperti BMW, Mercedes-Benz, dan Audi telah menambah portofolio BEV mereka guna menjangkau konsumen kelas atas yang mencari kendaraan premium nol emisi.
Respons Pasar Indonesia
Indonesia sebagai negara berkembang yang tengah giat mengembangkan ekosistem kendaraan listrik juga mengalami peningkatan minat terhadap BEV.
Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian dan Kementerian ESDM mendorong investasi pabrik baterai dan kendaraan listrik nasional.
Beberapa produsen lokal dan asing seperti Hyundai dan Wuling telah meluncurkan kendaraan listrik dengan harga kompetitif di pasar Indonesia.
Infrastruktur pengisian daya juga diperluas oleh perusahaan-perusahaan BUMN dan swasta.
Namun, adopsi BEV di Indonesia masih tertinggal dibanding negara-negara maju, terutama karena harga yang relatif tinggi dan infrastruktur yang belum merata. Meski demikian, tahun 2025 menunjukkan arah positif bahwa kendaraan listrik mulai menjadi tren di pasar domestik.
Tantangan ke Depan
Kendati penjualan BEV telah melampaui hybrid, sejumlah tantangan masih perlu diatasi.
Produksi baterai yang berkelanjutan, pengelolaan limbah baterai, dan kebutuhan pasokan bahan tambang seperti lithium dan nikel menjadi isu utama yang harus diperhatikan. Selain itu, penyediaan tenaga listrik yang bersumber dari energi terbarukan juga menjadi bagian penting agar kendaraan listrik benar-benar ramah lingkungan secara menyeluruh.
Kesimpulan
Tahun 2025 menjadi titik balik penting dalam sejarah industri otomotif global, ketika mobil listrik berbasis baterai untuk pertama kalinya melampaui penjualan mobil hybrid. Fenomena ini menandai babak baru dalam upaya global menuju masa depan transportasi yang berkelanjutan dan nol emisi.
Dengan dukungan kebijakan, inovasi teknologi, dan perubahan pola pikir konsumen, BEV kini bukan lagi sekadar alternatif, melainkan mulai menjadi pilihan utama. Masa depan otomotif semakin terlihat sebagai era kendaraan listrik, dan tren ini diperkirakan akan terus berlanjut dalam dekade mendatang.