Site icon MOTARGAADI-Berita Otomotif Terbaru, Dari Mobil listrik, Motor Sport

Bos Chery Buka Suara Soal Rencana Pabrik di Indonesia

Bos Chery Buka Suara Soal Rencana Pabrik di Indonesia

Chery Automobile Co., Ltd. merupakan salah satu produsen mobil terbesar asal Tiongkok yang telah lama menaruh perhatian pada pasar otomotif global, termasuk Indonesia. Seiring meningkatnya permintaan mobil listrik dan kendaraan hemat energi, perusahaan ini semakin agresif berekspansi ke berbagai negara.

Di Indonesia sendiri, Chery mulai membangun kehadirannya kembali setelah sempat absen selama beberapa tahun. Kini, lewat berbagai peluncuran produk seperti Omoda 5 dan Tiggo Series, merek ini mencoba mencuri perhatian konsumen tanah air. Salah satu strategi utama yang banyak ditunggu adalah rencana pembangunan pabrik lokal di Indonesia.

Bos Chery Buka Suara Soal Rencana Pabrik di Indonesia

Komitmen Investasi di Indonesia

Dalam wawancara dengan sejumlah media otomotif nasional, bos besar Chery Indonesia akhirnya buka suara mengenai rencana pembangunan pabrik di Tanah Air. CEO Chery Sales Indonesia, Shawn Xu, menegaskan bahwa Indonesia merupakan pasar strategis bagi Chery di kawasan Asia Tenggara.

“Kami melihat potensi besar Indonesia, bukan hanya sebagai pasar, tetapi juga sebagai basis produksi regional. Kami sedang dalam tahap akhir evaluasi lokasi untuk pabrik,” ujar Shawn Xu.

Menurutnya, rencana pembangunan pabrik ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Chery untuk memperkuat rantai pasok dan menyesuaikan diri dengan regulasi TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) yang diterapkan pemerintah Indonesia.

Alasan Indonesia Jadi Target Pembangunan Pabrik

Ada beberapa alasan mengapa Chery memilih Indonesia sebagai target pendirian pabrik:

  1. Pasar Otomotif yang Besar: Indonesia adalah salah satu pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara.
  2. Dukungan Pemerintah: Pemerintah Indonesia sangat terbuka terhadap investasi asing, khususnya di sektor kendaraan listrik.
  3. Akses ke Negara-Negara ASEAN: Dengan adanya perjanjian dagang bebas ASEAN, Indonesia dapat menjadi basis ekspor yang efisien.
  4. Sumber Daya Manusia dan Bahan Baku: Indonesia memiliki tenaga kerja terampil dan potensi bahan baku seperti nikel untuk baterai EV.

Jenis Kendaraan yang Akan Diproduksi

Shawn menyebutkan bahwa pabrik yang direncanakan akan memproduksi berbagai jenis kendaraan, mulai dari kendaraan bermesin konvensional hingga kendaraan listrik (EV). Fokus awal akan tetap pada kendaraan ICE (Internal Combustion Engine), namun dengan persiapan fasilitas produksi EV di masa mendatang.

“Kami ingin menjadikan Indonesia sebagai salah satu hub produksi kendaraan listrik kami untuk kawasan Asia,” tegasnya.

Lokasi Pabrik Masih Dihitung Matang

Terkait lokasi pembangunan pabrik, manajemen Chery menyatakan masih dalam proses kajian. Beberapa daerah seperti Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah disebut-sebut menjadi kandidat kuat karena infrastruktur yang mendukung serta kedekatannya dengan pelabuhan.

Selain faktor logistik, ketersediaan lahan, tenaga kerja, dan insentif dari pemerintah daerah juga menjadi pertimbangan utama.

Baca juga:Penjualan LMPV Maret 2025: Avanza Tak Tergoyahkan di Puncak

Target Produksi dan Ekspor

Chery menargetkan kapasitas produksi awal sekitar 50.000 unit per tahun, dengan potensi peningkatan hingga 100.000 unit tergantung permintaan pasar. Dari jumlah itu, sebagian besar akan dipasarkan di Indonesia, dan sisanya diekspor ke negara-negara ASEAN, Timur Tengah, serta Afrika.

“Kami ingin menunjukkan bahwa produk buatan Indonesia juga bisa bersaing secara global,” ucap Shawn.

Dampak Ekonomi Lokal

Rencana ini tentu membawa dampak ekonomi positif, baik dalam bentuk penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi, hingga penguatan ekosistem industri otomotif nasional.

Dengan hadirnya pabrik Chery, diharapkan akan muncul efek domino berupa tumbuhnya industri pendukung seperti komponen lokal, logistik, dan pelatihan tenaga kerja.

Tantangan yang Dihadapi

Meski peluang besar terbuka, Chery juga menyadari sejumlah tantangan yang mungkin dihadapi, seperti:

Kolaborasi dengan Pemerintah dan Swasta

Untuk menjawab tantangan tersebut, Chery menjalin komunikasi intensif dengan berbagai instansi pemerintah, termasuk Kementerian Perindustrian, BKPM, dan Kementerian ESDM. Mereka juga membuka peluang kerja sama dengan pelaku industri lokal, termasuk UMKM dan universitas teknik untuk pengembangan SDM.

Shawn mengungkapkan bahwa pihaknya terbuka terhadap kolaborasi lokal untuk mempercepat proses adaptasi pasar dan produksi.

Strategi Pemasaran dan Penjualan

Selain pembangunan pabrik, Chery juga memperluas jaringan dealer dan layanan purnajual di seluruh Indonesia. Target mereka adalah menjangkau 70 kota besar hingga pertengahan tahun 2025.

Chery juga menggandeng sejumlah influencer dan media otomotif untuk meningkatkan brand awareness di kalangan generasi muda.

Tanggapan Pasar dan Konsumen

Rencana besar Chery ini mendapat sambutan hangat dari konsumen dan pengamat otomotif. Banyak yang mengapresiasi keseriusan Chery dalam membangun fondasi industri secara menyeluruh, bukan hanya sekadar menjual produk impor.

Namun, sebagian pihak juga menaruh harapan agar Chery bisa menjaga kualitas produk dan layanan purnajual, dua aspek yang sangat krusial dalam membangun loyalitas konsumen Indonesia.

Kesimpulan

Rencana pembangunan pabrik Chery di Indonesia menandai era baru dalam industri otomotif nasional. Langkah ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya dilihat sebagai pasar konsumtif, tetapi juga sebagai pusat produksi regional yang kompetitif.

Dengan strategi matang, komitmen investasi, serta pendekatan kolaboratif, Chery tampaknya serius menjadikan Indonesia sebagai basis penting dalam ekspansi globalnya. Kini, publik tinggal menunggu realisasi konkret dari rencana ambisius ini dan berharap bahwa kehadiran Chery benar-benar memberi nilai tambah bagi perekonomian dan teknologi otomotif Indonesia.

Exit mobile version