Pasar LCGC Maret 2025 Lesu, Sigra Masih Kuasai Penjualan
Jakarta – Penjualan mobil di segmen Low Cost Green Car (LCGC) pada bulan Maret 2025 mengalami perlambatan signifikan.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penurunan sebesar 6,5 persen dibandingkan bulan sebelumnya tercatat dalam laporan penjualan wholesales (distribusi dari pabrikan ke dealer).
Meskipun demikian, Daihatsu Sigra berhasil mempertahankan dominasinya di segmen ini, mencatatkan angka penjualan tertinggi dan kembali menempati posisi puncak dalam daftar kendaraan LCGC terlaris.
Perlambatan penjualan LCGC menjadi sorotan karena segmen ini biasanya menjadi tulang punggung penjualan mobil di Tanah Air, terutama karena harganya yang lebih terjangkau dan konsumsi bahan bakar yang efisien.

Pasar LCGC Maret 2025 Lesu, Sigra Masih Kuasai Penjualan
Tren Penurunan Penjualan LCGC
Data dari Gaikindo menunjukkan bahwa total penjualan wholesales LCGC pada Maret 2025 mencapai 13.700 unit, menurun dari 14.660 unit pada Februari 2025.
Penurunan ini dikaitkan dengan beberapa faktor utama, termasuk kondisi makroekonomi nasional suku bunga kredit kendaraan yang masih
tinggi, dan daya beli masyarakat yang cenderung stagnan pasca-libur panjang awal tahun.
Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, menjelaskan bahwa penurunan dalam penjualan LCGC terjadi seiring tekanan terhadap
sektor otomotif secara keseluruhan, meskipun pada dasarnya pasar otomotif Indonesia masih menunjukkan potensi jangka panjang yang kuat.
“Pasar mobil murah memang sensitif terhadap perubahan ekonomi, terutama jika menyangkut pengeluaran
masyarakat kelas menengah bawah. Namun kami optimis pemulihan akan terjadi menjelang pertengahan tahun,” ujar Jongkie.
Sigra Kembali Jadi Primadona
Di tengah lesunya pasar LCGC, Daihatsu Sigra justru menunjukkan performa yang relatif stabil.
Sigra mencatatkan penjualan sebanyak 4.225 unit pada Maret 2025, naik tipis dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di angka 4.117 unit.
Model MPV murah andalan Daihatsu ini tetap menjadi favorit masyarakat karena menawarkan
ruang kabin yang luas, fitur yang cukup lengkap, konsumsi BBM yang efisien, serta harga yang kompetitif di kisaran Rp 130–170 jutaan.
Menurut analis otomotif dari Indonesia Auto Institute, Arief Mahendra, keunggulan Sigra terletak pada fungsionalitasnya yang cocok untuk keluarga muda dan kebutuhan operasional ringan.
“Sigra punya posisi kuat di pasar karena menawarkan value for money yang solid. Ini jadi alasan kenapa meskipun pasar turun, penjualannya relatif stabil,” kata Arief.
Pesaing Sigra: Agya dan Brio Satya Tertinggal
Sementara Sigra mempertahankan posisi di atas, Toyota Agya dan Honda Brio Satya mengalami penurunan penjualan.
Agya mencatatkan 2.689 unit terjual, turun dari 2.950 unit pada Februari.
Brio Satya juga mengalami koreksi, dari 3.021 unit menjadi 2.612 unit di bulan Maret.
Brio Satya yang sempat menjadi raja LCGC di tahun-tahun sebelumnya kini mulai tergeser karena
pergeseran preferensi konsumen ke kendaraan dengan kapasitas penumpang lebih besar seperti MPV LCGC.
Toyota Agya, yang baru mendapatkan facelift awal tahun ini, juga belum mampu menunjukkan lonjakan signifikan dalam penjualan meski tampil lebih sporty.
Menurut sejumlah pengamat, harga yang sedikit lebih tinggi dan fitur yang belum sepenuhnya memuaskan pasar membuat model ini belum bisa mengejar Sigra dalam waktu dekat.
Faktor yang Mempengaruhi Perlambatan Pasar
Ada beberapa faktor kunci yang berkontribusi pada perlambatan penjualan mobil LCGC di bulan Maret 2025:
-
Tingkat Suku Bunga Kredit yang Tinggi
Banyak calon konsumen menunda pembelian karena cicilan kendaraan yang dianggap terlalu membebani, terutama bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. -
Ketatnya Persaingan Harga dan Promosi
Diskon dan promosi yang diberikan oleh dealer dinilai belum cukup agresif untuk menarik minat beli masyarakat. -
Prioritas Pengeluaran Rumah Tangga
Di tengah inflasi harga kebutuhan pokok, masyarakat cenderung mengutamakan belanja kebutuhan harian daripada pembelian kendaraan baru. -
Persaingan dari Mobil Bekas dan Motor Listrik
Kenaikan minat terhadap kendaraan bekas serta motor listrik yang lebih terjangkau turut menjadi tantangan bagi segmen LCGC.
Baca juga:Krisis di Industri Otomotif Sebabkan PHK Massal
Proyeksi Penjualan LCGC ke Depan
Meskipun mengalami perlambatan, Gaikindo tetap optimis bahwa pasar LCGC akan kembali tumbuh menjelang semester kedua 2025. Beberapa faktor yang dapat menjadi pendorong pemulihan meliputi:
-
Potensi insentif fiskal dari pemerintah terhadap kendaraan hemat energi.
-
Pameran otomotif besar seperti GIIAS 2025, yang diperkirakan mampu mendorong angka penjualan.
-
Peluncuran model baru dari berbagai merek yang siap menyegarkan pasar.
Selain itu, dengan potensi bonus tahunan dan tunjangan hari raya yang akan diterima
masyarakat dalam beberapa bulan ke depan, daya beli diprediksi akan mengalami peningkatan.
Tanggapan Agen Pemegang Merek (APM)
PT Astra Daihatsu Motor (ADM), selaku APM Daihatsu di Indonesia, menyambut baik capaian Sigra yang tetap stabil di tengah perlambatan pasar.
Mereka menyatakan komitmen untuk terus memperkuat layanan purnajual dan jaringan distribusi di seluruh Indonesia.
“Kami akan terus mendengar suara konsumen dan menghadirkan produk yang sesuai kebutuhan mereka, termasuk rencana update fitur dan peningkatan layanan servis berkala,” ujar Amelia Tjandra, Direktur Marketing ADM.
Pihak Honda dan Toyota juga mengindikasikan bahwa mereka tengah mempersiapkan strategi baru untuk menggenjot penjualan di semester berikutnya
termasuk dengan kemungkinan meluncurkan varian baru atau memberikan promo kredit ringan.
Penutup
Penurunan penjualan sebesar 6,5 persen di segmen LCGC selama Maret 2025 menunjukkan dinamika pasar otomotif yang sangat
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro dan perubahan preferensi konsumen. Meski demikian, Daihatsu Sigra tetap membuktikan dirinya sebagai pilihan utama masyarakat di tengah tantangan.
Dengan proyeksi pemulihan di paruh kedua tahun ini, industri otomotif, khususnya LCGC, diharapkan dapat kembali
menggeliat seiring dengan strategi agresif dari pabrikan dan stabilitas ekonomi nasional yang semakin baik.
Leave a Reply